Tentangsinopsis.com – Sinopsis The King’s Affection Episode 20, Jika Kalian ingin menyaksikan full recapnya tersedia lengkap di goresan pena tulisan yang ini. Episode sebelumnya disini.

Dengan berlari Hyun memasuki rangan Dami kemudian memamerkan surat milik Wonsan seraya berkata kelihatannya kakakku bertujuan untuk menjalankan kudeta, kau mesti menghentikan upacara penyerahan takhta terhadap Pangeran Jehyeon besok dan secepatnya kumpulkan tentara sekarang. Dami menemui Jaehyeon memberitahu kalau upacara penyerahan takhta diundur dan menyuruhnya pergu bareng Hyun, setelahnya Hyun dan Jaehyeon pergi bersama.
Dami dan yang yang lain sedang menyaksikan serdadu Ki Jae yang memasuki istana dan menyerang para prajurit. Alasan dari perebutan kekuasaan ini niscaya merupakan saya jika Gyeom menjadi raja, argumentasi perebutan kekuasaan akan menghilang ucap Dami kemudian memerintahkan Ga On pergi untuk menolong Hyun melindungi Gyeom biar mereka sanggup keluar dari istana. Dami, Ji Un dan para prajuritnya menemui Ki Jae dan Wonsan, setelahnya mereka mulai betarung satu sama lain.

Hyun menghentikan langkahnya dan mengeluarkan pedangnya dikala di kepung oleh serdadu Wonsan, kemudian melawannya dikala Wonsan menyuruhnya menyerahkan Jaehyeon. Wonsan mendekati Jaehyeon sat Ji Un kalah hendak mengayunkan pedang kepadanya tetapi anak panah mengenai lengannya dan menyaksikan ternyata ibunda Ratu yang memanahnya.
Wonsan mendekati Ibunda Ratu dan menahan panah yang di arahkan kepadanya kemudian memerintahkan para prajuritnya membawanya kembali dan melarangnya keluar sebelum selesai. Wonsan mendekati Jaehyeon dan mengayunkan panahnya menghasilkan Jaehyeon tergeletak di tanah. Ga On tiba dengan mengayunkan pedangnya terhadap Wonsan yang akan membunuh Hyun kemudian melawan serdadu tersebut.


Ji Un menolong Dami melawan serdadu tersebut dikala melindungi Pelayan Kim dan Bok Dong. Seok Jo tiba dengan para prajuritnya kemudian mendekati Dami dan lainnya, memerintahkan Ji Un menjinjing Dami pergi dan akan hentikan mereka di sini, memberitahu kalau semua jalan dari Gwanghwamun hingga Shinmumun ditutup. Aku belum memaafkanmu sama sekali, kau mesti hidup dan menghadapi hukumanmu ucap Dami kemudian pergi, sedangkan Seok Jo bertarung melawan serdadu Ki Jae.
Dami menemui Hyun dan menyaksikan Jaehyeon yang tengah terbaring dengan menutup matanya kemudian menangis, menyalahkan dirinya sendiri. Karena Seok Jo terluka, Ji Un melawan serdadu sesudah Seok Jo pergi.
Salah satu serdadu memberitahu Ki Jae kalau Wonsan terluka, setelahnya mereka pergi menemuinya. Seok Jo menyerang serdadu yang sedang bareng Ki Jae menjadikannya kembali terluka dan terjatuh di tanah.
Ki Jae menghampiri Seok Jo sesudah mengambil pedang milik prajuritnya kemudian menusuk perut Seok Jo, memerintahkan para serdadu menyingkirkannya. Ji Un menyaksikan Seok Jo terjatuh di tanah kemudian mendekati dan melawan serdadu tersebut. Ayah, bukalah mata Ayah, tetaplah sadar ucap Ji Un seraya menangis.
Apa kau tahu hal yang paling ayah suka darimu, kau sama sekali tidak seumpama dengan ayah dan jangan pernah maafkan ayahmu ini ucap Seok Jo kemudian menutup matanya di pelukan Ji Un. Aku sudah membunuh Pangeran Jehyeon sesuai perintahm jadi usir perempuan itu dari takhta kerajaan dan angkatlah saya menjadi raja ucap Wonsan terhadap Ki Jae dikala sedang di obati oleh tabib.

Ji Un memasuki ruangan Dami memberitahu kalau ayahnya gres saja meninggal kemudian mengajak Dami pergi ke Changdeokgung. Dami memberitahu kalau ia akan menemui Ki Jae akan menyampaikan bahwa takhtaku akan kuberikan pada Tuan Wonsan dan memerintahkan yang yang lain pergi ingin mengatakan dengan Ji Un.
Kau tak boleh menjalankan ini ucap Ji Un. Dami memegang tangan Ji Un seraya berkata jangan khawatir, saya niscaya akan selamat, memberitahu Ji Un kalau ia ingin tusuk rambut kembali berkata, jika kita sukses dan sanggup ke luar istana, berikanlah itu untukku. Dami memeluk Ji Un seraya berkata saya mencintaimu, dari permulaan kita bertemu, dalam tiap detik hidupku.

Dami dan yang yang lain keluar untuk menemui Ki Jae yang masih bareng para prajuritnya dan menyaksikan para serdadu yang banyak meninggal dan tergeletak di tanah, setelahnya mereka berdua mengatakan bersama. Aku akan menemukan segala sanksi yang diberikan alasannya menutupi identitasku selaku wanita, juga membohongi Kakek dan kerajaan ucap Dami.
Kesalahan ada pada kakek alasannya tak menyidik kematianmu dan ibumu, kau hanyalah korban dari semua ini, sesudah menyadari apa yang terjadi, kau harusnya patuh kolam boneka jadi semua insiden hari ini merupakan kesalahanmu ucap Ki Jae.
Apa saya mesti mati alasannya saya seorang perempuan tanya Dami sesudah pramusaji masuk dengam menjinjing minuman. Karena pada awalnya, kau tidak pernah lahir ke dunia, tidak ada argumentasi bagimu untuk takut mati atau merasa tak adil akan ini semua ucap Ki Jae. Dami menuangkan teh di gelas Ki Jae memerintahkan meminumnya kemudian meminum teh di gelasnnya.

Pelayan Kim menaiki kursi di atsnya terdapat tali, mengingat dikala Dami menyediakan kendi berisi bukuk terhadap Pelayan Kim menyuruhnya menyebarkan teh dengan mencampurkannya. Bok Dong dan Ga On tiba menahan Pelayan Kim yang akan menggantung diri. Seraya menangis, Pelayan Kim memerintahkan Ji Un menyelamatkan Dami. Ji Un berlari menemui Dami dengan melawan serdadu yang menghadangnya.
Aku sungguh senang kita sanggup mati bareng alasannya teh yang gres saja Kakek minum mengandung racun Sonangcho, racun yang Kakek pakai untuk membunuh ayahku ucap Dami. Setelahnya Dami dan Ki Jae sama-sama memuntahkan darah. Aku tidak akan pernah memaafkanmu ucap Ki Jae setelahnya meninggal. Ji Un medekati dan memeluk Dami yang sudah menutup matanya.

Dami sedang menyaksikan pantulan dirinya di cermin, membereskan penampilannya. Pelayan Kim dan Bok Dong memasuki istana memberitahu kalau kandidat suaminya sudah memasuki istana sejak tadi. Dami keluar dengan berlari menemui Ji Un yang menanti di rumah lamanya kemudian memeluknya.
Terima kasih dikarenakan sudah menjadi istriku, saya akan membuatmu senang ucap Ji Un seraya menggenggam tangan Dami. Apakah ini cuma mimpiku tanya Dami sedangkan Ji Un cuma membisu dan tersenyum, menghasilkan Dami menangis,

Ji Un menyeka badan Dami yang tengah berbaring dan menutup matanya kemudian menggengam tangan Dami dikala Dami mengigau seraya berkata saya tidak pergi ke mana pun alasannya sudah berjanji kita akan senantiasa bersama. Ji Un menyaksikan Dami membuka matanya berkata terima kasih dikarenakan sudah bertahan hidup.
Apa yang terjadi dengan kakekku tanya Dami. Pelayan Kim memberitahu kalau Ki Jae meninggal dunia. Semua sudah selesai, kau tak perlu ketakutan lagi akan apa pun ucap Ji Un kemudian memeluk Dami dan menangis bersama.


Ibunda Ratu menyaksikan jasad Ki Jae kemudian memerintahkan serdadu membawanya ke luar istana, melarangnya pemakaman dan tidak dikuburkan. Aku tak sanggup menjalankan itu alasannya tahu bahwa fakta ini sudah tidak sanggup disembunyikan lagi jika mesti dieksekusi maka saya akan mendapatkannya ucap Dami dikala Ibunda Ratu menyuruhnya pergi dan mengawali kehidupan baru.
Beom Du sedang membacakan kesalahan dan sanksi untuk Dami dikala sedang rapat. Yeoang Su meminta maaf terhadap Hyun yang menjadi Raja alasannya menyela kemudian berkata hukumlah semua pejabat yang menutup mata terhadap langkah-langkah korupsi mereka sebelum kau menghukum raja terdahulu, menghasilkan para Mentri berlutut seraya meminta ampunan.
Ini kesalahan fatal, namun bukan ia yang harusnya bertanggung jawab jadi saya akan menimbang semua ini dan menghasilkan keputusan ucap Hyun kemudian mengingat ucapan Ji Un yang sedang memohon terhadap Ibunda Ratu, kembali berkata Yi Hwi yang sudah berbohong akan identitasnya dan naik takhta akan dieksekusi dengan paenghyeong serta Dami, adik kembarnya, akan menemukan kembali identitasnya dan hidup baru.

Ji Un menyaksikan kelinci kemudian mendekatinya dengan mengendap-endap hendak menangkapnya tetapi kelici tersebut melarika diri. Dami tiba dengan menjinjing panah dan memanah kelinci tersebut tetapi meleset menghasilkan kelinci tersebut kembali pergi. Ji Un berlangsung mendekati Dami kemudian berkata astaga Istriku, kau mengejutkan saja. Dami mencium Ji Un alasannya mengomelinya kemudian berlari. Ji Un memburu dan menggendongnya.


Ji Un dan Dami bergandengan tangan berlangsung di tepi sungai. Aku senantiasa ingin tau apa yang ada di balik lautan ini tetapi saya tidak lagi ingin tau akan apa yang ada di seberang sana alasannya sudah cukup senang dengan hidupku kini ucap Dami.
Ji Un menyediakan asksesoris rambut terhadap Dami seraya berkata kau ingin punya tusuk rambut dan memasangkannya di rambut Dami, kembali berkata Kau cantik, Yeon Seon, sungguh baik kemudian mencium Dami.
SELESAI……
Terima kasih sudah mengikuti dan membaca The King’s Affection yang saya tulis dari permulaan hingga akhir, hingga berjumpa lagi di drama-drama yang lain. Jangan pernah bosen untuk membaca sinopis di drama yang saya tulis, salam A2One.