Secret Mother Eps 5 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Secret Mother Ep 5 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek Episode sebelumnya disini.

Hye Kyung berlangsung sendirian. Dia mau mencampakkan sampah.

Tapi seorang perempuan memanggilnya. Hye Kyung menoleh, dan parasnya pribadi berganti kesal.

Wanita muda yang mengundang Hye Kyung, menghampiri Hye Kyung.

“Samonim. Lama tidak bertemu.”

Hye Kyung pun teringat dikala memergoki perempuan itu berselingkuh dengan Sung Hwan.

Wanita muda itu seketarisnya Sung Hwan.

Wanita muda itu kemudian pergi dari ruangan Sung Hwan, sehabis kepergok merayu Sung Hwan oleh Hye Kyung, dengan paras tak bersalah.

Flashback end…

“Kau dan Pak Jung tinggal terpisah alasannya yakni aku, bukan?”

Hye Kyung meledak, ya, ini semua karenamu, sampah tidak berguna!

Hye Kyung menyiram perempuan itu dengan sampahnya.

Tapi sayangnya, itu cuma khayalan Hye Kyung.

Kenyataannya Hye Kyung cuma membisu saja menahan amarah.

Wanita itu memuji Hye Kyung. Dia bilang, Hye Kyung sungguh beradab dan elegan. Kalau perempuan lain, mungkin sudah menjambaknya.

Wanita itu lantas pergi.

Hye Kyung kesannya meledak. Dia melemparkan kantong sampahnya ke kawasan sampah dengan emosi.

Tapi emosinya berhenti di saat ia memperoleh telepon dari gurunya Soo Min.

“Aku gres tahu soal penghargaan Soo Min.”

“Apa? Penghargaan?”

“Ingat lomba nasional yang digelar bulan lalu? Soo Min memperoleh juara pertama.”

Mendengar putrinya juara pertama, Hye Kyung senang.

Tapi kemudian ia menangis, teringat perselingkuhan Sung Hwan.

Ji Ae di toiletnya, bicara dengan Tae Hwan, sambil minum bir.

Ji Ae : Soal Bu Kang… Sebaiknya tepati janjimu.

Ji Ae kemudian marah, semestinya jalankan tugasmu dengan baik. Bisa-bisanya kamu minta imbalan usai merusak semuanya.

Tae Hwan lagi di bar, sama temennya.

Tae Hwan : Astaga. Aku panik Chae Rin sanggup mendengarmu. Ini semua alasannya yakni ia melarikan diri. Kau tahu saya sudah melaksanakan semua perintahmu.

Ji Ae : Berhentilah bicara seumpama orang bodoh. Akan kututup teleponnya.

Ji Ae terus minum.

Ji Ae : Sampai dikala ini, kehidupanku baik-baik saja. Kenapa mesti kau? Dari semua guru di dunia ini, kenapa kamu yang menjadi gurunya Min Joon?

Ji Ae kemudian diundang Byung Hak. Dia pun tergesa-gesa mencampakkan birnya dan bergegas keluar.

Ji Ae meningkatkan ramen untuk Byung Hak.

Byung Hak bilang, harusnya Ji Ae mematenkan mi nya.

Ji Ae : Tidak usah. Aku cuma memasakkan mi ini untukmu.

Ji Ae kemudian menyampaikan rencananya kalau ia berniat mendaftarkan Chae Rin di golongan mencar ilmu matematika.

Byung Hak : Maksudmu kelas privat yang diselenggarakan di studio kecil?

Ji Ae : Ya. Guru ini menjamin Chae Rin masuk Akademi Matematika Hwangjae. Jika hingga masuk ke perguruan itu, ia sanggup mempersiapkan diri untuk olimpiade. Lalu kalau menang olimpiade, ia sanggup masuk Sekolah Menengan Atas elite. Jalan menuju keberhasilannya akan terjamin.

Byung Hak : Kau tidak tahu kita dilarang mencantumkan penghargaan persaingan yang kita menangkan dikala mendaftar di Sekolah Menengan Atas elite?

Ji Ae : Aku tahu. Tapi siapa tahu itu sanggup berubah. Yang tidak berubah, memenangi penghargaan sanggup mengirimkan ke universitas bergengsi. Akan kupastikan Chae Rin masuk ke salah satu dari tiga universitas terbaik Korea.

Byung Hak : Tentu saja. Aku juga mengharapkan hal yang sama. Tapi kalau kamu menjadikannya mencar ilmu keras hingga larut malam, nanti ia sanggup letih dan stres. Itu bukan ilham bagus.

Ji Ae : Jadi, maksudmu, 2.000 dolar itu sia-sia.

Byung Hak : Astaga.

Byung Hak kemudian menampilkan catatan pengeluaran mereka.

Byung Hak : Lihat ini, kita menghabiskan 1.850 dolar tiap bulan untuk menuntut ilmu khusus Chae Rin. Jika ditambah 2.000 dolar lagi…

Ji Ae : Saat mengandung dia, saya senang sekali alasannya yakni kamu bilang akan menentukan bayi kita berkembang menjadi yang terbaik.

Byung Hak : Astaga, saya tahu. Itu alasanku berpisah dengan istri yang tidak sanggup memberiku anak dan menikahimu.

Ji Ae : Tepat sekali. Kau mesti melaksanakan seluruhnya demi anakmu satu-satunya.

Byung Hak : Aku bilang begini bukan alasannya yakni berpikir 2.000 dolar itu sia-sia. Aku cuma mempertimbangkan pilihan yang terbaik untuk Chae Rin. Besok saya mesti dinas ke Pulau Jeju. Akan kupikirkan ini setibanya di sana.

Ji Ae : Kita mesti bergegas. Orang lain sanggup mengambil tempatnya. Cobalah berpikir positif, ya?

Hwa Sook menolong Seung Soo memakai jaket.

Hwa Sook : Sayang, sudah mengajukan perceraian kita?

Ji Ae : Ya.

Hwa Sook kemudian menyediakan selebaran akademi.

Hwa Sook : Lihat ini. Ini perihal Akademi Sains untuk Anak Berbakat. Jika seseorang diterima selaku calon integrasi sosial, lima persen dari jumlah orang yang terpilih akan diterima.

Seung Soo : Lima persen dari 100 orang? Jadi, cuma lima orang? Menurutmu Ji Ho sanggup masuk?

Hwa Sook : Apa maksudmu? Bagaimanapun, ia mesti masuk. Jika ia masuk Akademi Sains untuk Anak Berbakat, ini akan jadi laba dikala ia mendaftar sekolah kedokteran. Aku akan mencari surat tumpuan untuk orang bau tanah tunggal dan menentukan ia masuk di paruh kedua tahun ini.

Seung Soo : Ya, tentu saja. Bagaimanapun, itulah argumentasi kita bercerai.

Hwa Sook : Mungkin kamu akan kesepian tinggal sendiri. Bertahanlah. Pikirkan saja putramu yang mau menjadi dokter.

Seung Soo : Baiklah, saya pergi.

Hwa Sook : Bagaimana saham kita? Makin besar seumpama bola salju?

Seung Soo : Tentu saja, jangan cemas. Aku akan mengurusnya.

Seung Soo pergi, namun diluar, ia menangis pas menyelediki sahamnya.

Sahamnya anjlok.

Seung Soo kesannya duduk di depan toserba sambil minum soju dengan paras kusut.

Byung Hak datang, kenapa wajahmu masam begitu, Kamar 503? Kau terlalu muda untuk cemas.

Byung Hak ikut minum dan menghela nafas.

Seung Soo : Bagaimana denganmu? Kenapa menghela napas? Kau punya gedung. Seharusnya tidak panik soal apa pun.

Byung Hak : Aku tidak mengetahui kenapa para ibu menghabiskan banyak duit untuk pendidikan bawah umur mereka. Mereka pikir duit mengakhiri semuanya. Itu kendala besar.

Seung Soo : Kau punya banyak uang. Apa buruknya menolong pendidikan cucumu?

Byung Hak : Apa? Cucu?

Seung Soo : Mereka bilang, nilai bawah umur bergantung pada kekayaan kakek mereka kini ini.

Byung Hak : Kakek? Hei, kamar 503, jaga mulutmu!

Tapi Seung Soo nya udah keburu pergi.

Besoknya, Yoon Jin berkumpul dengan Hye Kyung, Hwa Sook dan Ji Ae.

Ji Ae lagi2 nanyain Eun Young.

Ji Ae : Bagaimana kabar guru Min Joon? Jika bicara soal guru pribadi, jumlah murid yang mereka kirim ke Sekolah Menengan Atas atau kuliah menampilkan kompetensinya. Mungkin ia tidak cukup kompeten.

Yoon Jin : Aku sudah menduga sebelum menyewanya. Aku tentukan memberinya waktu alasannya yakni Min Joon menyukainya.

Hwa Sook : Jika kamu terlalu memaksanya, nanti ia akan lelah.

Ji Ae : Aku tidak percaya mesti dongeng soal ini atau tidak, Yoon Jin. Ini soal guru privat Min Joon.

Ji Ae mengambil ponselnya, kemudian ia teringat dikala menyaksikan Eun Young memberi Min Joon kue pinggir jalan.

Eun Young bilang ke Min Joon, kalau tajil bergizi yang sudah usang disenangi orang.

Eun Young mengajak Min Joon makan tteokbokki, odeng dan lainnya.

Min Joon : Boleh kumakan?

Eun Young : Aku memang mengajakmu kemari untuk makan.

Min Joon : Ibuku melarangku jajan sembarangan.

Eun Young : Kita mesti sanggup makan sesuatu yang ingin kita makan.

Min Joon masih enggan memakannya.

Eun Young : Kau panik ia menyaksikan kita?

Min Joon : Kau tidak pernah tahu. Seseorang yang mengenal kita sanggup menyaksikan dan memberitahunya.

Eun Young memasang tudung hoodie Min Joon.

Setelah itu, ia memakai kacamata hitam.

Eun Young : Sekarang kamu sanggup santai dan makan.

Ji Ae yang menyaksikan itu, kesal.

Ji Ae : Lancang sekali ia memberinya makanan seumpama itu.

Lalu ia pura2 selfie, padahal bergotong-royong mengambil foto Eun Young dan Min Joon.

Dia percaya Yoon Jin akan memecat Eun Young.

Flashback end…

Tapi pas nunjukin foto itu, ponsel Yoon Jin berbunyi. Yoon Jin menyaksikan foto itu sambil mendapatkan telepon. Dari guru Min Joon.

“Aku mengontak alasannya yakni kupikir anda mengkhawatirkan Min Joon dan tesnya. Min Joon menjawab pertanyaan dengan semangat dan bersikap lebih aktif dikala di kelas.”

Yoon Jin senang mendengarnya, terima kasih. Semoga harimu menyenangkan.

Hwa Sook penasaran, ada apa? Kenapa bilang terima kasih?

Yoon Jin : Guru Min Joon bilang kini ia lebih baik di kelas.

Hwa Sook : Lisa mungkin tidak berpengalaman, namun ia terperinci mengorganisir Min Joon.

Ji Ae terus memaksa Yoon Jin menyaksikan fotonya.

Ji Ae : Dengar, ia memberi Min Joon makanan seumpama ini.

Hwa Sook : Begitu anak percaya diri, lambat laun nilainya akan naik.

Ji Ae : Dengar, ia memberi Min Joon makanan seumpama ini.

Hwa Sook : Kurasa Yoon Jin tidak akan kesal soal jajanan.

Ji Ae terus berupaya menghasilkan Yoon Jin menyaksikan foto Eun Young memberi Min Joon kue pinggir jalan.

Tapi alarm Yoon Jin berbunyi.

Notifikasi peringatan, kalau 30 menit lagi Eun Young akan datang.

Yoon Jin pun pergi.

Ji Ae masih saja meminta Hwa Sook menyaksikan foto itu.

Ji Ae : Jika ini Ji Ho atau Soo Min, kalian akan biasa saja?

Hwa Sook : Aku bilang biasa saja alasannya yakni itu bukan anakku. Bukan Chae Rin yang makan itu. Kenapa kamu kesal? Sepertinya kamu berharap Bu Kim dipecat.

Ji Ae : Tidak.

Hwa Sook menyaksikan Hye Kyung murung.

Hwa Sook : Semuanya baik-baik saja? Kau membisu saja hari ini.

Hye Kyung : Tidak apa-apa.

Ji Ae nunjukin foto Eun Young ke Hye Kyung.

Ji Ae : Hye Kyung, bagaimana menurutmu?

Hye Kyung : Kurasa tidak kendala selama ia mengajari muridnya dengan baik.

Ji Ae pun kesal tak ada yang menggubrisnya.

Yoon Jin dan Eun Young masuk ke kamar Min Joon.

Yoon Jin : Pastikan mengulas pelajaran bahasa Inggris sebelum kalian mulai. Untuk matematika, tolong periksa pengolahan soal ceritanya. Terkadang ia mengerjakannya dengan rumus yang salah.

Eun Young : Ya, saya tahu itu.

Yoon Jin : Satu hal lagi. Perhatikan makanan yang kamu berikan kepadanya. Ada pembantu. Beri tahu saja ia kalau butuh apa pun.

Eun Young : Soal kemarin…

Yoon Jin : Terima kasih atas bantuanmu kemarin.

Yoon Jin beranjak pergi.

Di perpustakaannya, Yoon Jin membaca rekam medis seseorang.

Lalu ia teringat pertanyaannya ke Hyun Chul semalam, apakah sopir tabrak lari seorang wanita.

Yoon Jin kemudian pergi menjinjing rekam medis itu ke suatu gedung apartemen.

Dia menunjukkannya pada penjaga gedung.

Yoon Jin : Dahulu ia tinggal di kamar 802. Aku ingin tahu apakah kamu mengingatnya.

Penjaga gedung, kamar 802?

Dia menyelediki catatannya.

Penjaga gedung : Maksudnya perempuan itu. Dia mengambil barangnya bulan lalu.

Yoon Jin : Dia kemari?

Penjaga gedung : Bukan. Adiknya. Saat pindahan tahun lalu, entah kenapa ia tidak sanggup datang. Hanya orang dari perusahaan pindahan yang datang. Karena pemiliknya tidak mengawasi, mereka tidak teliti. Beberapa barangnya tertinggal di laci. Kumasukkan ke dalam kardus untuk berjaga-jaga.

Yoon Jin : Kau punya nomor kontak adiknya?

Penjaga gedung : Kurasa tidak.

Yoon Jin : Jika ingat hal lain atau kamu punya nomornya, harap hubungi aku.

Penjaga gedung : Omong-omong, apakah perempuan itu bermasalah, kabur atau semacamnya? Tampaknya adiknya tidak tahu ia pindah ke mana.

Sekarang, Yoon Jin di mobilnya, mikirin kata-kata si penjaga gedung tadi.

“Sekarang ini, agensi detektif saja sanggup mengembalikan duit kita dari orang yang berutang terhadap kita. Jelas ada argumentasi ia pindah. Kau tidak sanggup mencarinya sendiri.”

Jae Yeol diberi ucapan selamat oleh rekan-rekannya alasannya yakni memperoleh promisi.

Jae Yeol : Hentikan. Mungkin kalian senang saya pergi.

Rekannya bilang itu tidak benar.

Jae Yeol : Tidak perlu memberiku selamat. Satuan Kejahatan Serius 1, 2, dan 3.

Rekan2nya ingin mengadakan pesta perpisahan.

Jae Yeol malah meminta laporoan pengusutan soal problem yang mereka tangani hari itu.

Rekannya bilang, Jae Yeol akan pergi besok jadi santai saja.

Jae Yeol : Kumpulkan laporan kalian!

Semua terkejut Jae Yeol membentak, namun kemudian Jae Yeol tersenyum.

Jae Yeol : Baru kita mengadakan pesta perpisahan.

Semua bersorak.

Jae Yeol mau balik ke mejanya namun seorang rekannya menghampirinya.

Rekannya menyediakan berkas kasus. Jae Yeol membukanya. Ternyata itu kasusnya sendiri. Ada selebaran mencari kendaraan pelaku tabrak lari di sana.

“Aku mengontak kantor di Namyangju, menanyakan adanya saksi. Aku terlalu kesal untuk membisu saja dan menunggu. Waktu terus berlalu, namun kita tidak mendapatkan apa pun.”

“Ini sedang ditangani. Kita akan secepatnya mendapatkan sesuatu.” jawab Jae Yeol.

“Lupakan kecemasan anda di sini. Kuharap anda cuma akan mendapatkan hal baik di kantor baru.” ucap rekannya.

Jung Wan dan Chi Yeol beranjak keluar dari kantor polisi, menuju kendaraan beroda empat mereka.

Chi Yeol : Dia memasarkan kendaraan beroda empat curian terhadap Kang Hyun Chul. Dia dipenjara alasannya yakni melanggar UU tata kelola kendaraan dan dibebaskan bulan lalu. Sekarang ia membuka agensi detektif di Bomun-dong.

Jung Wan : Dia sudah mendaftarkan bisnisnya?

Chi Yeol : Ya, selaku industri jasa.

Jung Wan : Meski sudah didaftarkan, saya percaya ia melaksanakan hal ilegal. Jika ia menolak menyerahkan Hyun Chul, saya akan menyelidikinya.

Chi Yeol : Tapi ada banyak problem yang mesti kita tangani. Kenapa kamu terobsesi dengannya?

Jung Wan : Apa salahnya terobsesi menangkap penjahat?

Jung Wan masuk ke dalam mobil.

Bersambung…

Red Shoes (Drama Korea 2021)

Tentang Sinopsis – Red Shoes yakni drama Korea harian bergenre Melodrama, Keluarga, dan Romantis. Serial KDrama ini tayang di kanal televis...