Tentangsinopsis.com – Sinopsis Mine Episode 6 Part 1, Kamu sanggup juga melihat-lihat recap lengkap dan spoilernya ada pada tulisan yang ini. Untuk menerima bab spoiler lain dari Episode Sebelumnya ada disini.
Ji Young nelpon Hiso dan mengonfirmasikan perihal kehamilannya. Saat Hiso membatalkan untuk menjalankan tes DNA, ia mengeceknya. Akhiynua ia membenarkan kalo ia hamil. Aku ingin memberitahumu malam ini. Jiyoung melarangnya untuk menyetir. Aku yang hendak mencari Ha-joon. Kamu nggak boleh stres. Jadi, hentikan mobilmu sekarang.
Hiso menolak. Aku sanggup mencari Hajun. Kita bicara setelah Hajun ditemukan. Ji Young manggil-manggil Hiso namun Hiso malah menutup telponnya.
Seohyun melamun mempertimbangkan semuanya. Apa yang Hiso katakan. Namanya Lee Hyejin? Wanita itu meninggalkan Hajun di sini, dan mengalami kecelakaan nggak usang setelah itu. Tapi di saat ia mengajukan pertanyaan pada ibu apa Ibu mengenal Kang Jakyung sebelum kurekrut? Ibu malah nggak tahu siapa Kang Jakyung.
Hiso kian penasaran. Apa yang bersamaan terjadi dengan ibu kandung Hajun? Seohyun merasa kalo cuma ibu yang pernah melihatnya. Hiso meyakini kalo ini cuma sanggup dijawab oleh ibu kandung Hajun yang sudah meninggal.
Dan laporan dari instruktur berkuda, baru-baru ini beliau tiba dan minta datanya dihancurkan? Seohyun menyimpulkan kalo beliau masih hidup. Juga laporan dari sekretarisnya, Pak Han Ji Young meminta para direksi untuk menegaskan Pak Han Jinho.
Jadi, Hiso dan saya sudah dibodohi dengan kepura-puraan yang dikontrol oleh Ibu dan Han Ji Young?
KEBENARAN PAHIT DAN KEDAMAIAN PALSU
Jakyung habis belanja banyak. Sekembalinya ke kendaraan beroda empat ianmeriksa ponselnya. Ada banyak panggilan nggak terjawab. Ia kemudian nelpon Ji Young yang pertama dan menanyakan kenapa menelponnya sebanyak itu.
Ji Young membentaknya. Di mana Hajun? Jakyung ikutan panik. Apa Hajun menghilang? Ji Young sinis. Kenapa kau begitu tega kalo memang peduli? Ini alasannya yaitu info buatanmu!
Jakyung ikut mencari. Ia sungguh cemas. Hajun, di mana kamu? Kamu memang mesti mengalami ini. Kamu memiliki pengaruh menyerupai ibu, bukan? Dia kemudian nyuruh seseiyajh untuk memeriksa lokasi. Ia minta dicari tahu segera. Aku mesti menemukannya. Harus aku.
Di rumah ibu juga marah-marah alasannya yaitu burung meraknya hilang. Kepala Joo berpikir kalo kelihatannya ada orang yang menenteng pergi burung itu. Ibu memarahinya alasannya yaitu nggak menegaskan pintu kandangnya ditutup setelah Nodeok disuntik.
Kepala Joo gantian menunjuk pak Kim Dia pengurusnya. Ibu menanyakan pada pak Kim apa kau sudah tutup pintunya? Pak Kim mengiyakan. Aku percaya burungnya kabur… Maksudku, Nodeok kelihatannya melarikan diri dari kandangnya.
Ibu kian marah. Melarikan diri? Astaga. No-deok cuma seekor burung. Burung yang nggak tahu apa-apa. Bagaimana sanggup beliau melarikan diri dari kandang? Aku memperlakukan beliau sungguh baik! Kalo tahu adat, beliau nggak akan kabur sama sekali.
Pak Kim malah mengejek kalimat ibu. Bagaimana mungkin burung tahu adat? Ibu pribadi nrnginjak kakinya. Beraninya kau menimpaliku menyerupai itu? Pak Kim merasa kalo keselamatan rumah sungguh ketat. Mustahil ada yang tiba dan menculik Nodeok, Bu. Ibu nyuruh semua pelayannya untuk nyari di semua wilayah tergolong pepohonan.
Seohyun turun dari tangga dan menghampiri ibu dan ngasih tahu kalo Hajun hilang. Masalah besarnya bukan merakmu yang hilang. Kenapa kau nggak mengkhawatirkan Hajun? Ibu percaya kalo Hajun akan pulang sendiri alasannya yaitu beliau pintar. Tanpa sengaja ibu bilang kalo Hajun punya ayah dan dua ibu yang hendak mencarinya. Tapi di saat Seohyun menanyakan tujuannya dua ibu, ibu malah bilang guru kes Hajun yang sungguh menyayangi Hajun menyerupai anak sendiri.
Hiso masih di jalan. Ia menyaksikan iklan konser Woo dan secepatnya pergi ke sana. Pada di saat yang serupa Jakyung juga sanggup laporan posisi terakhir Hajun menurut telponnya. Ia pun pergi ke sana.
Akhirnya Hiso beneran menerima Hajun di sana. Para staf sedang mengeringkannya. Ia mengonfirmasi ke mereka kalo ia wali Hajun dan pribadi memeluknya. Hajun sendiri cuma membisu menghadapi kekalutan ibunya. Apa konsernya menyenangkan? Apa Woo yang orisinil terlihat keren? Apa kau nggak lapar? Kamu nggak haus?
Jakyung jadinya sampai. Dia berlari mencari Hajun dan menyaksikan Hiso sudah menemukannya duluan. Apa kau benar nggak lapar? Haruskah kita makan?
Hujan sudah reda namun Yuyeon dan Suhyuk masih di sana. Apa kau nggak kedinginan? Tanya Suhyuk. Yuyeon menggeleng. Enggak. Aku nggak papa. Berapa umurmu? Tanya Suhyuk. Aku 27 tahun. Jawab Yuyeon. Kamu satu tahun lebih tua. Maaf saya nggak gunakan bahasa honorifik. Namun…kurasa kini saya sudah nggak sanggup memanggilmu dengan bahasa honorifik.
Yuyeon tersenyum. Terserahmu saja. Kalo gitu, saya pun akan bicara santai. Mau memanggilku apa? Tanya Suhyuk.
“Han Suhyuk”
Suhyuk tersenyum dengarnya. Alarm Yuyeon bunyi. Ada yang memanggilnya. Aku mesti pergi sekarang. Ia kemudian ngasih buku kecil ke Suhyuk. Suhyuk membukanya cepat dan nampak aksara dari murung jadi senyum. Adikku memberikannya kepadaku. Ketika sedang sedih, saya merasa lebih baik setelah menyaksikan ini. Kesedihan kalo dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Ia kemudian pamit.
Para pramusaji masih mencari Nodeok. Mendadak terdengar suaranya dan mereka menyaksikan Nodeok melayang di langit. Termasuk Yuyeon dan Suhyuk. Mereka semua tersenyum.
Hiso dan Hajun dalam perjalanan pulang. Setelah hingga mereka ketemu dengan Seohyun. Hiso nyuruh Hajun untuk menyapa bibinya. Mereka kemudian masuk.
Di rumah Hiso mengubah baju Hajun. Sejak kapan pangeranku ini berkembang besar menyerupai sekarang? Lihat lenganmu. Tulangmu sudah sungguh kuat. Kalo Ayah sudah kembali, pertama-tama minta maaflah dahulu.
Ji Young pulang. Ia menanyakan Hajun ke pembantu. Di lantai dua. Jawab mereka. Ia naik dan mencari mereka. Setelah menyaksikan Hajun ia jadi sungguh marah. Ia mengambil tongkat dannmau menghantam Hajun. Tunjukkan betismu. Kamu nggak dengar kata-kata ayah? Cepat tunjukkan! Dari mana kau belajar menyerupai itu? Siapa yang mengajarimu pergi ke konser tanpa izin dari kami? Bahkan hingga mematikan ponselmu!
Hiso menghadang di saat Ji Young mengangkat tongkatnya. Apa yang kau lakukan? Ji Young menyuruhnya minggir namun Hiso nggak mau. Kamu yang minggir. Kenapa kau mau menghantam putraku? Siapa bilang kau berhak? Kamu semestinya cari tahu kenapa beliau pergi tanpa izin. Apa cuma perasaanmu yang penting? Bagaimana dengan perasaan Hajun? Apa kau tahu? Dia putraku. Nggak akan kubiarkan semua orang menyentuhnya. Termasuk kamu.
Hajun sendiri cuma sanggup nangis di belakang ibunya. Jakyung yang sudah pulang melihatnya. Ia memandang Ji Young tajam setelah Hiso pergi bareng Hajun. Ji Young melempar tongkatnya kemudian pergi.
Hiso menemani Hajun tidur. Ia memeluknya sambil menepuk punggungnya. Hajun. Kita tidur saja sekarang. Besok niscaya akan berbeda. Mari kita tidur bareng menyerupai kini malam ini.
Jakyung berdiri di pintu dan menyaksikan kedekatan keduanya. Ia berbalik dan pergi. Ia kembali ke kamarnya. Rasanya marah. Ia mencampakkan semua belanjaannya.
Malam itu, seiring mengamati Seo Hiso beliau mencicipi aneka macam perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Cemburu, amarah, kesedihan. Nggak cuma itu, ada pula ironi dari rasa terima kasih atas kasih sayang untuk anaknya. Dia juga merasa bersalah alasannya yaitu menyakiti anaknya sendiri. Namun, perasaan yang jadinya menguasai perempuan itu yaitu rasa ingin mengambil kembali semua miliknya.
Ibu membaca info ihwal keluarganya. “Di mana ibu kandung Han Suhyuk, tuan muda dari Grup Hyowon? Bagaimana keadaannya? Cucu tertua Grup Hyowon juga dimengerti selaku anak di luar nikah Han Jinho.” Dia lewati keluarga itu alasannya yaitu disiksa dan keberadaannya nggak diketahui. “Jung Seohyun, eksekutif Galeri Seohyun, dikenali nggak berupaya mengandung anak dari Han Suhyuk. Juga dirumorkan bahwa anak dari aktris Seo Hiso, Han Hajon, bukan anak kandungnya. Rumor ini sudah dikonfirmasi. Apakah ini sejenis kutukan bagi Grup Hyowon?”
Ih ibu jadi kesal. Dasar para penggosip menyebalkan. Nggak sanggup kupercaya. Kepala Joo datang. Ia melapor kalo Hajun sudah pulang dan kini sedang tidur. Ibu bersyukur dengarnya. Aku tahu mereka sanggup menemukannya. Bagaimana dengan Nodeok?
Kepala Joo resah jawabnya. Ibu berdiri dan kembali marah-marah. Belum ditemukan? Kenapa kalian nggak sanggup menerima burungku? Ke mana beliau melayang sekarang? Kalian nggak sanggup menemukannya?
Pak Kim sedang berjaga. Malam itu Suhyuk nggak sanggup tidur, ingat di saat ciuman sama Yuyeon. Begitu juga dengan Yuyeon. Ih bajunya mereka sama😅😅
Ji Young duduk menenangkan diri. Habis itu beliau tersenyum. Ih kok senyumnya aneh. Kayak senyum orang jahat.
Jakyung juga stres banget di kamarnya.
Pak Kim jalan dengan suatu tas besar di tangannya. Ia masuk ke ruangan ayah menyimpan berlian biru tanpa orang tahu. Ia membuka pintu utamanya dan menyaksikan berlian itu ada di depan matanya.
Nggak ada yang mengira pintu yang tersembunyi dalam kegelapan… “Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” …bisa dibuka dengan alat hisap beling murahan. “Carilah, maka kau akan mendapat.” Mirip dengan sifat alam semesta, di saat perkara paling susah tuntas dengan sistem paling mudah.
Jakyung keluar dari kamarnya.
Namun, nggak semuanya mudah.
Hiso sudah nggak ada di kamar Hajun. Ia menempati wilayah Hiso dan meluk Hajun. Mendadak terdengar bunyi langkah kaki. Dan di saat ia berbalik Hiso sudah ada di belakangnya.
Keduanya bicara di luar. Apa yang kau laksanakan di kamar Hajun? Tanya Hiso. Apa ada yang salah? Tanya Jakyung balik. Hiso nggak habis pikir. Kamu masih nanya? Jakyung malah menyalahkan Hiso. Hajun pergi ke wilayah konser sendiri tanpa menginformasikan ibunya. Kamu cuma sebatas itu bagi Hajun.
Hiso kesal jadinya. Apa katamu? Aku sudah merasa dari awal. Apa kau sengaja mencari perkara untuk menggangguku, atau… . Hampir aja Jakyung ngasih tahu yang sebenarnya.
Ji Young secara tiba-tiba timbul dan menghentikannya. Ia menghampiri Hiso dan mengajukan pertanyaan lembut. Hajun sudah tidur? Hiso mengitakan. Maafkan saya atas insiden tadi. Hajun gres kali pertama menjalankan ini sehingga saya menjadi emosi. Apa Hajun nggak papa? Hiso mengiyakan, Hajun nggak papa. Ia kemudian memandang Jakyung sinis. Kenapa kau masih di sini? Pergilah kalo pekerjaanmu selesai. Ih Jakyung gedheg lihatnya.
Sambil merangkul Hiso, Ji Young membawanya ke kamar dan menidurkannya. Kamu nggak terlalu terkejut alasannya yaitu perkara ini, kan? Tanyanya memastikan. Hiso mengaku nggak papa.
Ji Young menggenggam tangan Hiso. Terima kasih, dan saya mencintaimu. Kamu percaya padaku, kan? Buanglah semua keraguan dalam benakmu sekarang. Pikirkan saja dirimu, aku, Hajun, dan bayi kita.
Hiso menyerupai ragu Aku…bisa memercayaimu, kan? Ji Young mengiyakan. Aku yang paling mencintaimu di dunia ini. Bagaimana kau sanggup nggak percaya? Selain itu, kita pecat saja guru les itu. Aku nggak suka dia. Dia sudah membuatmu gelisah. Kenapa membiarkan beliau di sini hingga kau mencurigaiku?
Ji Young keluar dari kamarnya. Jakyung menatapnya tajam. Mereka kemudian bicara di ruang kerja Ji Young. Aku akan menginformasikan seluruhnya besok. Dari permulaan hingga akhir. Ke perempuan itu. Ji Young nggak paham. Tentang apa?
Bahwa saya ibunya Hajun, bukan dia. Hajun yaitu anakku. Aku nggak meminta izinmu. Aku cuma memberitahumu saja. Jakyung berbalik dan mau pergi setelah mengantarkannya namun Ji Young menghentikannya dengan omongannya. Hiso sedang hamil. Jangan ganggu dia. Dia sedang hamil anakku. Dia sedang mengandung anakku. Kenapa kau nggak merawat Hajun di sini tanpa bertingkah? Suara Ji Young meninggi. Kenapa… . Kenapa kau tamak sekali? Aku paling benci perempuan tamak. Jangan laksanakan apa pun terhadap dia. Kalo kau menyakitinya, anakku juga ikut tersakiti.
Jakyung syok. Terus bagaimana denganku? Tanyanya putus asa. Ji Young menghampiri meja kerjanya. Kembali saja ke wilayah asalmu. Kamu sudah mati sejak enam tahun lalu. Jangan coba macam-macam alasannya yaitu kau akan hancur. Lalu jangan menghasilkan Hajun resah lagi.
Ia mengambil sesuatu dari dalam laci dan menjatuhkannya di meja. Ini postingan dari tim humasku. Ibu kandung Hajun tinggal di mancanegara usai melahirkan dan mengalami kecelakaan. Itulah faktanya.
Jakyung amat terpukul. Ia berbalik dan pergi.
Bersambung….