Tentangsinopsis.com – Sinopsis Our Secret Episode 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA DISINI.
Ding Xian merasa terusik sebab wanita yang terus melekat ke Si Yue dengan argumentasi meminta derma pengertian pelajaran. Akhirnya Ding Xian tentukan untuk pindah kursi dari sana.
Kemudian ia pergi keluar kelas, Bo Cong menghampirinya dan menanyainya sebab ia terlihat sungguh cemberut kesal. Bo Cong pun mengajaknya ke atap dimana wilayah rahasianya bersembunyi dari kesedihan.
Ding Xian menceritakan jikalau sungguh sulit bersaing di kelas sebab ia anak gres dan sulit untuk beradaptasi. Bo Cong memberinya nasihat dan semangat kepadanya sebab ia juga pernah melalui masa itu.
Di rumah orangtua Ding Xian berdiskusi wacana putrinya apakah anaknya itu bisa menyesuaikan diri diri dan bergaul di sekolah barunya.
Disisi lain Ding Xian dan adiknya kembali berkelahi sebab adiknya terlihat memainkan beling pembesar dan aben buku harian kesayangan kakaknya itu.
Perdebatan pun hingga ke orangtua mereka tapi Ding Xian justru dimarahi sebab membesar-besarkan perkara sebab buku harian saja. Ding Xian murka dan kesal sebab hal ini.
Ayahnya memamerkan atribut sekolah yang dicarinya dan menyuruhnya untuk tidak lupa. Ding Xian kembali ke kamar dan menangis sebab teringat insiden yang tidak mengasyikkan di hari pertama sekolahnya dan hingga di rumah justru berkelahi dengan adiknya dan orangtuanya.
Disisi lain Ibunya Si Yue memamerkan camilan khas ke kamar anaknya dan menyuruhnya untuk membagikannya ke Ding Xian besok di sekolah. Ibunya juga menyuruhnya untuk mempertahankan Ding Xian di saat di sekolah.
Keesokkan harinya di saat hendak ke sekolah, adiknya Ding Xian meminta maaf atas insiden kemarin yang menyakiti hati kakakknya. Mereka pun berbaikan menyerupai biasa.
Keesokkan harinya Ba Cong mengajukan pertanyaan terhadap Ding Xian apakah ia erat dengan Si Yue sebab ia menyaksikan Si Yue meletakkan sesuatu di laci mejanya. Ia menyaksikan bingkisan makanan di lacinya. Ia mengembalikan makanan itu terhadap Si Yue dan diminta oleh kawan dekat kursi barunya.
Kehidupan sekolah kembali dengan buruk sebab perlakuan dari kawan dekat sebangku gres yang sungguh sensitif dan mudah murka ini. Ding Xian tidak kebagian kertas cobaan sebab tidak dipedulikan kawan dekat sebangkunya.
Ia tentukan meminta kertas lagi ke gurunya dan ia diminta untuk memfotokopinya di kantor guru. Ia tidak sengaja menyaksikan para siswa memamerkan kado hari guru ke meja para guru. Dan terlihat meja ayahnya yang masih menjadi guru gres itu kosong.
Hal ini menghasilkan Ding Xian merasa murung dan tentukan untuk pulang bareng ayahnya, Di perjalanan pulang, ia memamerkan kado terhadap ayahnya untuk memperingati hari guru. Hal ini menghasilkan ayahnya terharu.
Ding Xian merasa bersalah sebab selama ini ia tidak tahu jikalau ayahnya ini sungguh menyanginya dengan menyaksikan buku catatan di meja ayahnya tadi.
Hal itu ternyata dilihat oleh Si Yue yang sedang melaju pulang, Dan mereka berjumpa dengan ibunya Si Yue juga yang menanyakan rasa makanan yang diberikan terhadap Ding Xian. Dengan berbohong anggun ia mesti menyampaikan jikalau makanan itu sudah ia coba dan ia suka.
Ding Xian merasa bahagia sebab ayahnya yang perhatian. Keesokkannya terlihat Si Yue sudah menanti di depan rumahnya dan memamerkan sarapan untuknya.
Namun, sesampai di sekolah ia justru memamerkan makanan itu ke kawan dekat yang lain dan menghasilkan Si Yue kesal.
Guru meminta murid untuk menjalankan soal yang diberikan dan tidak berbincang-bincang satu sama lain sebab ia mesti keluar kelas sebentar dan meminta salah satu anak yang mencatat siapa yang mengobrol.
Ding Xian yang tidak bisa menjalankan soal menjajal meminta derma temannya untuk meminjami catatan yang belum ia tulis. Namun, justru kawan dekat sebangku Ding Xian menghasilkan semua gempar membesar-besarkan perkara sehingga Ding Xian dan temannya mesti bangun akhir mengobrol.
Melihat hal itu, Si Yue mempunyai ide memberi tahu jikalau Zhi Qi dan Sha Di juga mengobrol. Mereka menyalahkan banyak orang sekaligus sehingga banyak yang bangun dan diminta untuk membersihkan kelas setelah pelajaran.
Ayah Ding Xian yang merasa takut dengan anaknya menanyakan ke guru yangmengajarnya wacana pergaulan anaknya. Guru itu memberi tahu jikalau Ding Xian sepertinya sedang tidak baik dengan teman-temanya.
Mendengar hal itu menghasilkan ayahnya merasa tambah khawatir dengan penyesuaian putrinya di sekolah. Begitu juga dengan Si Yue dan temannya yang merasa jikalau kawan dekat sebangku Ding Xian yang gres terlalu berlebihan.
Ding Xian yang ada di kamar mendengar mereka yang berbincang-bincang kencang dari luar rumah menjadikannya berteriak memerintahkan mereka diam. Ayahnya merasa jikalau belakangan ini putrinya terlihat menyingkir dari diri sehingga ia masuk ke kamarnya dan memamerkan banyak cemilan dan menyuruhnya untuk membagikannya ke kawan dekat sekelas.
Keesokkan harinya ayah Ding Xian mengajukan pertanyaan terhadap Si Yue apakah benar jikalau anaknya ini sedang berkelahi dengan temannya dan memintanya untuk menjaganya,
Si Yue dan temannya menyaksikan Ding Xian dan yang lain merapikan matras olahraga. Si Yue merasa kesal sebab temannya terus membahas jatuh cinta terhadap Ding Xian bahkan mengejeknya dengan pertunangan masa kecilnya.
Si Yue memerintahkan temannya untuk minta maaf sebab sudah menginggung Ding Xian.
Saat hendak pergi dari lapangan, tak sengaja suatu bola basket hendak mengenai Ding Xian. Untungnya dengan gesit Si Yue menangkisnya dan menghasilkan Ding Xian terkejut.
Bersambung…