Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 13 Part 1, Yuk gaes baca juga selengkapnya untuk daftar link ada di goresan pena yang ini. Pastikan Kalian juga mesti mengenali kalau tersedia juga Episode sebelumnya baca di sini.
Foto JTBC FotoJTBC
Kita dibawa ke tahun 2012. Yong Min dan Joon Hyuk lagi makan mie kacang hitam, di saat Kepala Na datang.
Di sana juga ada dua kawan mereka yang lain. Sesama reporter. Mereka berkumpul di wilayah biliar.
Kepala Na memandang Yong Min, hei, kamu di sini. Jajangmyeon lagi? Ayo keluar dan minum dengan layak.
Yong Min : Ada yang menyuapmu?
Kepala Na : Diam, itu omong kosong.
Foto JTBC
Kamera menyorot kawan mereka yang ber-hoodie hitam, yang lagi main biliar.
Foto JTBC Foto JTBC
Yong Min kemudian mengeluarkan amplop putih tebal dari sakunya. Dia menampilkan isi amplop itu terhadap Yong Min.
Kepala Na : Yong Min-ah, minumlah dengan pantas dan traktir putrimu makan ayam pedas dengan ini. Aku tahu ia menyukainya.
Yong Min : Apa itu…
Kepala Na : Ya. Tidak apa-apa. Orang bilang tidak jelek mengenali cara mencuri.
Yong Min : Sung Won-ah!
Kepala Na : Aku bercanda. Kau tidak pernah tahu cara tertawa. Ini tidak menyerupai yang kamu pikirkan. Ini tidak akan merugikanmu.
Foto JTBC Foto JTBC
Yong Min berdiri. Dia menolak duit itu. Dia bilang begitu ia menerima duit itu, maka ia berutang. Kaprikornus itu merugikannya.
Kepala Na : Kau benar. Tapi tidak ada yang menyuruhmu membisu atau menulis sesuatu. Kita semua jurnalis yang sama. Jangan akal-akalan bersih.
Yong Min pun terdiam, menahan kekesalannya.
Foto JTBC
Kembali ke masa sekarang. Sung Han ke Meja Berita Digital.
Semua nyuekin dia.
Sung Han tidak yakin bicara, namun ia tetap mengatakannya.
Sung Han : Kisah untuk protes alun-alun “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”. Ada relawan?
Jae Eun, Dong Wook dan Joo Ahn pribadi akal-akalan sibuk. Tak ada respon, Sung Han bilang ia telah menduganya.
Sung Han : Tidak ada reporter sungguhan di sekeliling sini. Hanya para profesional salin dan tempel.
Foto JTBC
Mendengar kata-kata Sung Han, Ki Ha sewot.
Ki Ha : Kau yang memerintahkan kami melaksanakan omong kosong itu.
Sung Han : Omong kosong?
Ki Ha : Kenapa kita?
Sung Han : Para reporter semestinya meliput kisah. Kau tidak dapat senantiasa mewaspadai Meja.
Foto JTBC Foto JTBC
Se Joon ikut sewot, kita melaksanakan pekerjaan kotor untuk mereka. Dan sekarang, mereka ingin kita mengonfirmasi pekerjaan kotor kita sendiri? Apa itu masuk akal?
Sung Han : Hidup tidak masuk akal. Kita tidak dapat menyintas cuma menulis yang kita mau. Mungkin kamu begitu. Itu sebabnya kamu masih di posisi itu.
Foto JTBC Foto JTBC
Se Joon murka dan merangsek maju, mau menghajar Sung Han namun dilarang Dong Wook.
Sung Han nantang, apa? Lepaskan dia! Mari kita lihat ia mau berbuat apa.
Se Joon kian murka.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Soo menghentikan perselisihan mereka. Dia bilang ia yang mau pergi.
Semua memandang Ji Soo.
Se Joon melarang Ji Soo, tidak. Kau tidak perlu pergi, Nak.
Ji Soo : Biar saya yang pergi. Secara teknis, ini tanggung jawabku. Aku akan menulis kisahnya.
Jae Eun bergumam, alhasil ia melaksanakan sesuatu yang berguna.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Soo lantas pergi. Diluar, ia berjumpa Kyung Woo.
Kyung Woo : Kudengar kamu bilang itu tanggung jawabmu. Kalau begitu, itu juga tanggung jawabku.
Ji Soo : Tidak, kamu tidak perlu repot-repot.
Kyung Woo : Ini perintah Redaktur Jung dan Manajer Kim. Mereka melarangku membiarkanmu pergi sendiri. Kapten dan saya juga mencicipi hal yang sama.
Ji Soo dan Kyung Woo alhasil pergi bersama.
Di depan pintu masuk lobi, Joon Hyuk bangkit dan tersenyum menyaksikan Ji Soo dan Kyung Woo.
Foto JTBC Foto JTBC
Kyung Woo dan Ji Soo hingga di wilayah para pendemo.
Para pendemo menuntut hak mereka selaku pemilik bisnis kecil. Mereka juga bilang bukan cuma pekerja part-time yang penting.
Ji Soo : Mereka niscaya juga putus asa, bukan?
Kyung Woo : Kita semua menderita hal yang sama.
Foto JTBC
Ji Soo mulai menulis di ponselnya.
Ji Soo : Korban melawan korban. Kita mesti menyalahkan siapa?
Kyung Woo mengajak Ji Soo pergi. Kyung Woo pergi duluan.
Foto JTBC
Ji Soo memungut brosur yang ada di jalan.
Selebaran itu berjudul, revitalisasi bisnis besar untuk negara yang lebih baik, persis menyerupai judul postingan Yoon Kyung. Grup Nammoo mendukung perjuangan kecil.
Ji Soo mengernyit, Grup Nammoo?
Foto JTBC
Para karyawan Harian Korea tengah menonton isu yang dilaporkan MBS.
Dilaporkan bahwa yang mengikuti demo yaitu para pekerja perjanjian dan pekerja part-time namun yang mengikuti demo tidak hingga sepuluh orang. Ini menampilkan internet tidak sama dengan kenyataan.
Foto JTBC
Kyung Woo dan Ji Soo memandang mereka.
Ji Soo : Akankah mereka melaksanakan wawancara kalau kita memberitahu mereka kita dari Harian Korea?
Kyung Woo menggeleng.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Soo menyaksikan salah satu pendemo.
Dia ingat itu yaitu pekerja part-time di Harian Korea yang bertugas menyalin tempel postingan untuk halaman No Gain, No Pain.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Soo mendekati pendemo itu.
Ji Soo : Boleh saya mewawancaraimu sebentar? Harian Korea?
Tapi pendemo itu ketakutan, tidak… aku…
Foto JTBC Foto JTBC
Pendemo disampingnya pribadi menghalau Ji Soo.
“Pergilah. Kami tidak menerima wawancara dengan Harian Korea.”
“Aku mengetahui perasaanmu, jadi…”
“Kau tidak tahu apa yang mesti ia laksanakan untuk mereka, bukan?”
“Ya, saya tahu.”
“Apa? Kau tahu? Lalu bagaimana bisa kau…”
Foto JTBC Foto JTBC
Pendemo itu menangis. Para reporter yang mengerubungi mereka, pribadi memotret mereka.
Para pendemo lain melarang reporter memotret si pendemo yang menangis. Mereka sama-sama melindungi si pendemo yang menangis. Si pendemo yang menangis alhasil pergi. Pendemo lain mengikutinya.
Ji Soo cuma bisa melongo melihatnya.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Yoon membaca postingan Joon Hyuk. Di sana, Joon Hyuk menuliskan wacana demo No Gain, No Pain yang gagal.
Ji Yoon memuji Joon Hyuk, kamu menampilkan kemampuanmu selaku reporter untuk proyek nominasi CEO Park.
Joon Hyuk balas memuji Ji Yon, saya tidak melaksanakan apa pun. Anda yang melakukan semuanya, CEO An.
Ji Yoon : Yang kulakukan hanyalah memesan beberapa cerita dan memberdayakan ratusan tukang komentar untuk menyeleksi opini publik. Kurasa saya bikin beberapa pekerjaan.
Joon Hyuk : Benar. Semua hal di dunia ini yaitu bisnis.
Ji Yoon : Tentu saja. Kita cuma berbelanja dan memasarkan banyak sekali barang di dunia ini.
Kamera menyorot ponsel di saku Joon Hyuk yang menyala.
Diam-diam, Joon Hyuk merekam kalimat Ji Yoon.
Foto JTBC
Kyung Woo dan Ji Soo menyebrangi jalan.
Tapi Ji Soo mendengar bunyi yang dikenalinya.
“Kau niscaya lapar.” ucap seorang wanita.
Ji Soo menoleh dan menyaksikan perempuan tengah membagikan masakan ke para pendemo.
Ji Soo memburu perempuan itu, eomma!
Ternyata ibunya!
Foto JTBC
Sang ibu terkejut menyaksikan Ji Soo, terlebih Ji Soo tiba sama Kyung Woo.
Nyonya Kang : Seharusnya kamu mengabaikan ibu. Bukankah itu kolegamu?
Ji Soo : Itu tidak penting.
Nyonya Kang : Tapi tetap saja… Ibu membuatmu malu.
Kyung Woo pribadi berbalik.
Ji Soo : Itu tidak penting. Ibu tidak tahu membuka usaha di sini ilegal?
Foto JTBC
Pendemo yang pernah dipekerjakan di Harian Korea selaku pekerja part-time menjelaskan, bahwa Ji Soo salah.
Dia bilang ibu Ji Soo menyediakan masakan itu gratis. Gimbap gulung.
Ji Soo terkejut dan menyaksikan para pendemo makan gimbap gulung.
Foto JTBC Foto JTBC
Ji Soo pribadi memandang ibunya, eomma.
Nyonya Kang : Ibu melihatnya di koran. Mereka memberi hormat terhadap mendiang kolegamu. Ini salah ibu. Seharusnya ibu tidak ikut campur.
Ji Soo : Jangan menyalahkan ayah. Aku akan melakukan pekerjaan keras. Cukup keras untuk membelikan ibu dompet yang dapat diisi duit sebanyak apa pun.
Foto JTBC
Kyung Woo memuji ibu Ji Soo. Dia bilang ibu Ji Soo luar biasa.
Ji Soo : Keluargaku agak gapil.
Kyung Woo : Dan ayahku lebih buruk. Ji Soo-ya…
Ji Soo : Apa?
Ji Soo menoleh ke depan, menyaksikan apa yang dilihat Kyung Woo.
Ji Soo kemudian menjangkau ponselnya dan memotret apa yang ia dan Kyung Woo lihat.
Bersambung ke part 2…